PEngajian 26-01-09
04.57 | Author: Al Faqir Muhtar Lutfi, S. H. I


Kitab Jawahirul Bukhori hal 98-99
(باب تكره النياحة على الميت)
(216)عَنِ الْمُغِيرَةِ رضى الله عنه قَالَ سَمِعْتُ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ « إِنَّ كَذِبًا عَلَىَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ ، مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ » . سَمِعْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يَقُولُ « مَنْ نِيحَ عَلَيْهِ يُعَذَّبُ بِمَا نِيحَ عَلَيْهِ »
(Bab: Dimakruhkan Meratap Di atas Mayyit)
Hadis Riwayat dari Mughiroh RA, Ia mengatakan, “Aku mendengar Nabi SAW bersabda: “ Sesungguhnya orang yang berdusta atas namaku itu tidak sama seperti berdusta atas nama salah seorang di antara kalian. Orang berdusta atas namaku secara sengaja hendaklah dia mempersiapkan tempat duduknya di neraka” Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Orang (jenazah) yang diratapi di atasnya maka akan disiksa dengan sebab ratapannya itu”.
(باب ليس منا من شق الجيوب)
(163)عن عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رضى الله عنه قَالَ: قَالَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم « لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ ، وَشَقَّ الْجُيُوبَ ، وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ »
(Bab: Tidak Termasuk Golongan Kami, Orang Yang Merobek-robek Kantong)
Hadis Riwayat dari Abdullah bin Mas’ud RA mengatakan: Bersabda Nabi SAW: “ Tidak Termasuk golongan kami, orang yang menampar-nampar pipi, merobek-robek kantong, dan berseru dengan seruan orang jahiliah”.

Penjelasan:
Hadis no. 162 menjelaskan tentang;
1. Betapa besarnya berdusta atas nama Rasulullah SAW, karena banyak sekali manusia yang dalam perkataannya sering disandarkan kepada perkataan Rasul, seperti orang yang mengatakan: “ oh kalo perbuatan ini ada hadisnya lho..kata Nabi......” padahal dan ternyata itu bukan hadis, maka orang yang melakukan itu bisa dikatakan telah berdusta atas nama Nabi, namun dalam hal ini ada dua kategori yaitu di sengaja dan tidak disengaja. Bagi mereka yang melakukannya dengan sengaja, maka menurut hadis di atas dia disuruh mengambil tempat duduknya di neraka, dengan kata lain hal ini menandakan bahwa dia telah mendapat tiket masuk ke dalam neraka. Namun, jika dilakukan tidak dengan kesengajaan, karena tidak tahu misalnya, mudah2an Allah mengampuninya karena orang yang tidak tahu( jahil) tidak terkena hukum sesuai dengan sabda Nabi , tetapi bukan berarti lebih baik dia tidak tahu saja supaya tidak terkena hukum. Dia tetap wajib belajar dan mencari tahu supaya dia mengerti dan tahu mana yang benar dan tidak selamanya terbelenggu di dalam kebodohan dan ketidaktahuan. Oleh karena itu menurut para ulama, supaya kita tidak mudah terkena vonis berdusta atas nama Rasulullah SAW, hendaknya berhati-hati di dalam berdalil, jangan sembarangan bilang hadis, jika ada hadis yang meragukan hendaknya kita katakan ada sebuah riwayat atau biasa ditambahkan diakhir kalimat(yang diduga hadis/riwayat) itu “Aw Kama Qola Rosulullah”.
2. Orang yang telah meninggal dunia hendaknya jangan terlalu diratapi apalagi sampai berbuat sesuatu yang berlebihan, sampai teriak-teriak histeris atau merobek-robek sabagaimana akan dijelaskan di hadis yang berikutnya. Karena hal ini mengesankan tidak terima atas takdir dan keputusan Tuhan.Sehingga di dalam hadis ini disebutkan bahwa mereka yang diratapi akan disiksa dengan sebab ratapannya itu, paling tidak, mereka akan tersiksa batinnya, sebagaimana maklum, mereka yang telah meninggal pada dasarnya masih bisa mendengar namun, mereka tidak bisa menjawab dan memelekkan(membuka) matanya, sehingga betapa tersiksanya mereka tatkala mendengar ratapan keluarganya yang tidak terima kematiannya itu. Bersedih boleh, karena Nabi pun pernah meneteskan air mata tatkala salah seorang sahabatnya meninggal, namun sekali lagi kami tegaskan: JANGAN BERLEBIHAN.
Hadis no. 163 menegaskan bahwa mereka yang biasa berteriak histeris, meratap berlebihan bahkan sampai menampar-nampar pipi, merobek robek kerah dan kantong pada saat kena musibah kematian adalah bukan termasuk golongan Nabi.
Yang dimaksud dengan teriakan jahiliyah menurut para ulama, seperti teriakan mereka ”wa musibataaah…” “aduh celaka..”.
Semua perbuatan tadi menjukkan ketidakterimaan terhadap keputusan Allah. Oleh karena itu hendaklah kita banyak berdoa setelah sholat
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ سِرِّي وَعَلاَنِيَتِيْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأْتِنِيْ سُؤْلِيْ وَتَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ اِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتىَّ أَعْلَمَ اَنَّهُ لاَ يُصِيْبُنِيْ اِلاَّ مَا كَتَبْتَهُ عَلَيَّ وَ الرِّضَى بِمَا قَسَمْتَهُ لِيْ يَا ذَا الْجَلاَلِ
وَ اْلاِكْرامِ
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kusembunyikan dan yang kulahirkan(terang-terangan), maka terimalah uzurku. Sesunguhnya Engkau mengetahui hajatku, maka berilah permohonanku dan Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku, maka ampunilah dosaku.
Ya Allah, aku mohon kepada-Mu sebuah keimanan yang bisa membahagiakan hatiku dan keyakinan yang benar, sehingga dapat aku ketahui bahwa tidak ada yang menimpaku kecuali apa yang telah Engkau tentukan atasku dan ridho terhadap apa yang telah Engkau bagikan (tentukan) kepadaku, Wahai Dzat Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan".
Wallahu A’lam

This entry was posted on 04.57 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: