Pentingnya Menjaga Lidah
14.34 | Author: Al Faqir Muhtar Lutfi, S. H. I

Manusia di dalam kehidupan ini tidak terlepas dari status sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial, sehingga tidak bisa lepas dari keterlibatan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Agar dapat berlangsungnya kehidupan bersosial dalam mesyarakat diperlukan sebuah aturan atau norma yang dapat mengontrol diri ini dari segala sesuatu yang dapat merugikan, Islam pun sudah mengatur hal ini dengan jelas, karena selain mengajarkan masalah ibadah, Islam juga mengajarkan tentang aturan-aturan dalam kehidupan bermasyarakat.

Sekian banyak aturan yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW ,agar kita menjadi orang yang selamat di dunia dan akhirat di antaranya yaitu menjaga lisan dari segala sesuatu yang tidak bermanfaat, karena lisan adalah salah satu organ tubuh manusia yang sangat berbahaya jika tidak dijaga dengan sebaik-baiknya. Imam Syafi’i pernah berkata dalam syairnya :
احفظ لسانك أيّها الإنسان    لا يلد غنّك  إنّه ثعبان  
                            كم في المقابر من قتيل لسانه     كانت تهاب لقاءه الأقران
“Jagalah lisanmu wahai kawan, karena akibatnya lebih berbahaya dari sengatan ular yang berbisa “
“Betapa banyak orang terbunuh lantaran lidahnya, sehingga teman yang paling akrab pun bisa berantakan karenanya”
 
Rasulullah SAW juga pernah bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال:أنّ النّبيّ صلّى الله عليه وسلّم قال: "من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم جاره وليكرم ضيفه وليقل خيرا أو ليسكت"
Berkata Abu Hurairah Ra. Bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia mulyakan tetangganya, tamunya serta berkatalah yang baik-baik atau diam”
 
Syeikh Nasir bin Muhammad bin Ibrahim As Samarqondi juga mengutip bahwa para orang arif juga bernah berkata : ada enam hal yang menyebabkan seseorang dapat diketahui bahwa dia adalah orang yang bodoh, di antaranya:
 
1. Marah Bukan Pada Tempatnya
Maksudnya adalah selalu marah dalam setiap keadaan, baik terhadap manusia, hewan dan apapun yang dihadapkan kepadanya.
2. Berbicara Yang Tidak Bermanfaat
Maka bagi orang yang berakal hendaklah tidak berbicara kecuali ada manfaatnya.
3. Melakukan Pemberian Bukan Pada Tempatnya.
Maksudnya adalah selalu mengalokasikan, menyalirkan harta bukan pada sesuatu yang sepantasnya sehingga menimbulkan kesan sia-sia atau mubadzir.
4. Selalu Menebarkan Kejahatan Terhadap Setiap Orang
Bisa juga difahami dengan selalu menyebarkan setiap kejahatan atau keburukan yang pernah dia perbuat.
5. Percaya Kepada Semua Orang
Hal ini mengakibatkan bisa saja dia ditipu atau “diklecein” orang lain
6. Tidak Bisa Membedakan Antara Kawan dan Lawan.
Seharusnya bagi orang yang cerdas adalah ia tahu mana kawan dan lawannya sehingga ia tahu siapa yang harus ditaati dan siapa saja yang harus ia hindari.
 
Di dalam Tanbiihul Ghafilin juga disebutkan bahwa Nabi Isa AS, berkata : “setiap pembicaraan yang tidak ada unsur dzikrullahnya merupakan hal yang tidak berguna, setiap  diam yang tidak berfikir merupakan suatu kelalaian, dan orang yang senang memperhatikan atau melihat suatu kejadian namun tidak mengambil pelajaran adalah merupakan tindakan yang sia-sia.”
Sedemikian sangat pentingnya menjaga lisan ini sehingga para Nabi dan Ulama banyak memberikan penjelasan dan keterangan agar kita bisa mengamalkan mana yang seharusnya kita amalkan sehingga kita tidak termasuk orang-orang yang bodoh. Bahkan menjaga lisan juga termasuk yang membedakan kita dengan orang munafik sebagaimana yang dikatakan oleh imam al Auza’i, bahwa orang mu’min adalah orang yang sedikit bicara namun banyak kerja, sebaliknya orang munafik, yaitu banyak bicara dan sedikit bekerja.
 

This entry was posted on 14.34 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: